Menangani Banyak Tugas (MultiTasking)
Pekerjaan yang lama belum selesai
sudah ada pekerjaan baru, dan tengah mengerjakan pekerjaan baru itu baru
teringat ada tugas penting yang belum selesai?
Tenang dulu, itu adalah yang dinamakan seni MultiTasking
Sebuah
kajian di Massachusetts Institute of Technology mencatat, ketika para
mahasiswa diminta segera berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya,
maka seketika itu bagian otak yang bertugas memprioritaskan pekerjaan
dan berfungsi melakukan high-order thinking (pemikiran tingkat tinggi),
mendadak berhenti bekerja, lalu beristirahat sejenak. Frontal lobe
(pusat kendali sebagian tindakan manusia) tiba-tiba jadi blank, menunggu
instruksi baru untuk diupload.
Jika multitasking tak mungkin dihindari, coba lakukan pekerjaan dengan trik-trik berikut:
-Prioritaskan program mana yang paling penting. Lanjutkan dengan program yang kurang penting.
-Diskusikan dengan atasan daftar prioritas itu, untuk mendapat masukan.
-Tentukan durasi masing-masing program yang akan dijalankan satu persatu itu.
-Lakukan
hal yang sama untuk aktivitas di rumah. Mana program yang melibatkan
anak-anak, istri atau suami, masyarakat sekitar, bahkan program khusus
untuk Anda sendiri. Diskusikan dan sepakati bersama. Misalnya, Sabtu
pagi untuk olahraga dan pengabdian masyarakat. Minggu, sepenuhnya untuk
keluarga. Begitupun jadwal keseharian. Jika sudah disepakati bersama,
jalankan dengan komitmen penuh.
Sementara itu, konsultan bisnis Barbara Bartlein, memberi saran terkait multitasking.
-Perkirakan
durasi penyelesaian suatu pekerjaan seakurat mungkin, lalu prioritaskan
pekerjaan yang akan diselesaikan dalam sehari. Selesaikan sesuai waktu,
baru berpindah ke pekerjaan lain.
-Jangan
jejalkan semua ide, pikiran, daftar tugas, rencana di dalam kepala
Anda. Memori yang berserakan membuat otak sulit kreatif dan produktif.
Jadikan teknologi bergerak (sticky notes atau notepad) sebagai memori
eksternal, yang mencatat segala aktivitas non fisik Anda.
-Kelompokkan
pekerjaan Anda. Tetapkan kapan Anda membaca dan membalas email, mana
pekerjaan koordinasi mana yang scheduling, dan sebagainya. Tentukan
waktu untuk mengerjakannya, dan lakukan secara reguler.
-Singkirkan
gangguan yang bisa merusak konsentrasi. Misalnya, telepon yang selalu
berdering, meja kerja yang berantakan, atau rekan kerja yang sering
mondar-mandir. Sterilkan ruang kerja Anda, tetaplah di sana sampai
pekerjaan selesai.
-Jika
Anda sudah mahir mengerjakannya, berarti Anda sudah berhasil membangun
fondasi yang baik dalam mengaktifkan daya pancar Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar